Translate

Senin, 08 Oktober 2012

화이트 사랑 이야기 (White Love Story) Part Two/End



 Author           : Eka Purnama Harahap @EPH0918   NuNa Ekaa Harahap 

Title               : 화이트 사랑 이야기 (White Love Story) Part Two / Ending

Cast               : Ok Taecyeon, Ham Eunjung, Moon Mason, Lauren Lunde 

Other Cast  : T-ARA Member, 2PM Member, Victoria f(x) 
 
Cameo          : Park Geonil and Jessica SNSD 

Genre            : Family, Romance, Comedy Rating : +19 

Lenght          : 2 Of 2 Part 





Taecyeon menghampiri Eunjung, Mason, dan Hyomin yang tengah menunggu di sekitar jalan Myeongdong. Raut wajah penuh takut terpancar dari gadis berambut pendek disana. Air mata tidak lagi tertahan olehnya, ia begitu menyesali sikap cerobohnya. Ketika tiba dihadapan gadis itu, bukanlah sebuah amarah yang ia berikan melainkan dekapan yang sangat erat. 

“Jangan menangis, Eunjungie. Percayalah bahwa semuanya akan baik – baik saja.” Papar pria itu dengan bijak. 
“Aku minta maaf, Taecyeon-ah. Aku sungguh minta maaf.” Ucap gadis itu, lirih. 

Mason pun turut menangis karena kehilangan adiknya. Ia memeluk erat tangan Hyomin sambil terus menangis. Hyomin pun langsung mengusap lembut pucuk kepala anak itu. 

“Tidak masalah, sayang. Minah akan segera kita temukan.” Ujar Hyomin pada pria kecil tersebut. 
“Hyomin-ah, bisakah kau membawa Mason kembali ke rumah? Aku dan Eunjung akan mencari Minah.” Tutur Taecyeon sambil menyerahkan kunci rumahnya. 

Hyomin pun mengangguk dan segera membawa Mason pergi. Isak tangis masih terdengar jelas dari mulut Eunjung. Dalam hati ia terus mengutuki kebodohannya sebagai seorang Ibu yang ceroboh. 

“Jangan menangis lagi, karena itu akan membuatku sangat sedih.” 
“Tapi bagaimana bisa aku tidak menangis!!” Pekik Eunjung tiba – tiba. 

Dari nada suaranya, Eunjung terlihat sangat marah. 

“Coba rasakan, betapa dinginnya cuaca saat ini!!! Anak kecil seperti Minah tidak mungkin tahan dengan cuaca seperti ini!!” 


Emosi Eunjung semakin meledak. Ia terduduk disana hingga orang – orang yang tengah berlalu lalang pun menatap bahkan ada yang memotret mereka. Lagi – lagi Eunjung menangis. 

“Baiklah, aku mengerti.” 

Taecyeon segera menuntun istrinya untuk berdiri lalu membawa gadis itu ke mobil. Sejak dulu, ketika mereka masih berkencan, hal yang tidak bisa Taecyeon lihat adalah saat dimana Eunjung menangis. Sebab hal itu akan membuat Taecyeon merasa sakit. 

Setiba dimobil, Eunjung masih saja menangis. 

“Jika kau masih menangis, aku tidak akan mengajakmu mencari Minah.” 

Perlahan – lahan istri seorang rapper itu pun mengatur nafas untuk bisa menahan tangis. Setelah dirasa lebih baik, Eunjung pun menyuruh Taecyeon untuk segera mencari putri mereka. 


_____________________ 



“Ayolah, jangan menangis lagi!! Kau ingin es krim? Coklat? Atau apa?” Tawar Hyomin. 

Sejak kembali dari pasar Myeondong, Mason terus menangis. Hal tersebut jelas membuat Hyomin yang mendengarnya merasa pusing. Gadis mungil itu mati – matian membujuk Mason dengan segala cara agar diam, namun aksinya tetap saja tidak membuahkan hasil. 

“Jika kau menangis seperti ini, Appa dan Omma-mu tidak akan tenang, Mason-ah.” 
“Aku ingin ikut mencari Minah, Bibi. Ayo kita cari Minah!!” Pinta Mason, menarik – narik tangan gadis itu. 
“Tidak bisa, cuaca diluar sangat dingin. Appa-mu akan memarahi Bibi jika mengajakmu keluar.” Papar Hyomin. 
“Tapi aku harus mencarinya!!” Bentak Mason. 

Wajah Hyomin sangat terkejut saat Mason membentak dirinya didepan wajahnya sendiri. 

“Mengapa kau membentak bibi..” Ujar Hyomin dengan raut wajah sedih. 

Melihat raut wajah Hyomin, Mason pun langsung diam. Ia merasa bersalah. 

“Maaf.” Ucapnya, polos. 

 Hyomin semakin membuat wajahnya seakan – akan sedih agar Mason terlabuhi dan kembali tenang. 

“Bibi, maafkan aku..” 

Hyomin menutupi wajahnya seperti orang menangis. 

“Jika kau ingin Bibi memaafkanmu, kau harus menuruti apa yang Bibi katakan.” Ujar Hyomin dari balik kedua telapak tangannya. 
“Baiklah..” 

Akhirnya Hyomin berhasil mengatasi tangis Mason. Dalam hatinya ia tersenyum penuh kemenangan. Meski dengan cara berbohong, Hyomin menganggap itu adalah salah satu kelebihannya dalam berakting. 


_____________________ 


Terlihat gadis kecil tengah duduk sambil menyantap menu yang ada dimeja restoran mewah bersama seorang gadis dewasa. 

“Bagaimana bisa kau terpisah dengan Omma-mu?” 

Gadis kecil yang tengah makan itu hanya bisa menggeleng. Bahkan anak kecil itu sendiri tidak tahu mengapa ia bisa terpisah dengan Ibu dan Kakak laki – lakinya. 

“Baiklah, kau makan saja yang banyak. Lalu aku akan menghubungi Appa-mu setelah ini.” 

Minah mengangguk pelan sambil memakan spagethi kesukaannya. 

“Tapi..” 

Tiba – tiba suara kecil gadis itu terdengar. 

“Eumhh??” 
“Apa Bibi mengenal kedua orang tua-ku?” 
“Tentu saja.” 

Gadis itu tersenyum sesaat sebelum melanjutkan ucapannya. 

“Kedua orang tua-mu adalah seorang idola, bagaimana bibi tidak mengetahui hal itu.” Lanjutnya, terkekeh. 
“Ah~ begitukah??” 

Minah kembali menyantap spagethi-nya tanpa menghiraukan apa yang dikatakan gadis dewasa dihadapannya itu. 


 _____________________ 


Sudah hampir dua jam lamanya, Eunjung dan Taecyeon berkeliling disekitar jalan Myong-dong. Tapi tidak ada tanda - tanda keberadaan Minah. Eunjung begitu frustasi. Taecyeon pun tidak bisa berbuat apa – apa selain berharap. Ia menghentikan mobilnya di tepi jalan untuk berpikir. 

“Harusnya kita pergi ke kantor polisi dan melaporkan kehilangan Minah!!” Seru Eunjung dengan ketidak sabarannya. 

Taecyeon menghela nafas panjang. Wajahnya terlihat sangat lelah. 

“Polisi tidak akan membantu kita, Eunjungie. Masalahnya adalah Minah belum hilang selama 1x24 jam.” Jelas Taecyeon. 
“Tapi bagaimana bisa..” 

Eunjung kembali menangis. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana bisa anak sekecil Minah bertahan dibawah cuaca yang begitu dingin selama itu. 

“Aku mohon berhentilah menangis!!” Pinta Taecyeon, memelas. 

Secepat kilat Taecyeon membuka safety belt-ya dan memeluk Eunjung dari samping. “Dasar bodoh!! Aku sungguh tidak berguna. Bahkan menjaga putri sendiri saja aku tidak bisa!!” Rutuk Eunjung sambil memukul – mukuli kepalanya. 

“Hentikan!! Jangan salahkan dirimu, semua ini hanya ketidak sengajaan, kalau saja tadi pagi aku membawa Minah bersamaku, mungkin tidak akan seperti ini. Aku juga bersalah, Eunjungie.” 

Taecyeon merincikan pula kesalahannya dalam hal ini. Ia mencoba mengatakan sesuatu yang mungkin ingin didengar gadis manja itu. Sesalah apapun, Taecyeon tidak pernah sekalipun menyalahkannya. Ia terlalu menyayangi Eunjung, untuk itu ia selalu memahami kecerobohan dan sifat kekanakan istrinya. Eunjung menelungkupkan wajahnya didada bidang Taecyeon dan menangis pelan. Namun tiba – tiba saja suara getar ponsel menyeruak didalam mobil itu. 

“Ponselmu bergetar.” Ujar Eunjung, parau. 
“Ah~ Ne~” 

Eunjung mengusap air matanya setelah Taecyeon melepaskan pelukannya. Sesaat ia melirik kearah layar posel yang bergetar di dashboard. Entah mengapa air matanya kembali mengalir begitu saja, setelah melihat nama yang tertera pada layar itu. Desiran darahnya terasa memanas dan bahkan kini jantungnya pun berdetak melebihi kecepatan rata – rata. Ini pertama kalinya ia menangkap basah Taecyeon kembali berhubungan dengan gadis yang namanya tertera pada layar ponsel itu setelah sekian lama. 

“Apa katamu? Minah bersamamu? Ah~ Baiklah, aku akan segera kesana.” 

Tak lama Taecyeon membuang ponsel ke dashboard. 

“Minah sudah ditemukan, Je..” 
“Apa selama ini kau masih berhubungan dengannya?” Sergah Eunjung, dingin. 
“Ne?” 
“Tidak. Ayo kita temui Minah dan membawanya kembali kerumah.” 
“Baiklah.” 

10 menit kemudian.. 

Pasangan suami istri itu tiba didepan restoran italia yang berada tidak jauh dari tempat mereka singgah tadi. Selama perjalanan, Taecyeon baru menyadari ada yang berubah dengan sikap Eunjung. 

“Ayo kita turun!!” Ajak Taecyeon. 
“Tidak, aku tunggu di mobil saja. Aku sangat lelah.” Elak Eunjung. 
“Ah~ Baiklah.” 

Taecyeon pun segera turun dengan prasangka baik terhadap sikap Eunjung tadi. Seorang gadis yang lebih muda dari pria itu pun melambaikan tangan dan diikuti pula dengan gadis kecil disana. Dari mobil Eunjung memperhatikan pertemuan mereka. Dinding restoran yang terbuat dari kaca, memudahkannya untuk melihat mereka. Meski tidak terdengar apa yang sedang mereka bicarakan, Eunjung bisa membacanya dari gerakan tubuh Taecyeon dan gadis didepannya. 

“Mengapa harus Jessica yang menemukan puriku!!” Gumam Eunjung. 

Cukup lama Eunjung menanti sendiri didalam mobil, akhirnya mereka bertiga keluar dari restoran tersebut. Melihat mereka berjalan bersama dengan Minah dalam gendongan Taecyeon, itu terlihat mereka sangat serasi. 

“Mereka sungguh membuatku tidak bisa tenang.” 

Taecyeon mengantar Jessica ke mobilnya yang terparkir tepat di depan mobil yang kini ditempati Eunjung. Menunggu beberapa menit akan menjadi lama untuk Eunjung. Terlebih yang ia tunggu adalah suaminya. 

“Sebenarnya apa yang mereka bicarakan?? Mereka menganggapku apa sebenarnya?” 

Dalam hati Eunjung tak pernah berhenti memaki. Jessica adalah gadis yang paling membuat Eunjung cemburu. Karena semua orang sudah tahu bagaimana dulu Taecyeon pernah terlibat scandal dengan gadis yang tergabung bersama grup girl’s generation itu. 

Hampir 10 menit Eunjung menunggu, mereka masih saja saling berbincang. Seketika hati Eunjung mulai berkecamuk ketika Jessica hampir saja tertabrak sepeda motor. Dengan mata kepalanya sendiri Eunjung melihat suaminya memeluk gadis itu. Mungkin jika berpikir dari sudut pandang yang berbeda, hal itu bukanlah masalah karena Taecyeon mencoba menghindari Jessica dari sepeda motor tersebut. Tapi tidak dengan sudut pandang Eunjung yang memang tidak pernah bisa melihat mereka bersama. 

TES!! 

Sebutir air mata terjatuh dari kelopak mata Eunjung. Tak lama setelahnya, butiran air mata yang lain pun ikut menerobos keluar dari matanya. Perih, mungkin itu adalah sebagian kata yang mampu menggambarkan perasaannya saat melihat suaminya sendiri memeluk wanita lain.


_____________________ 


KLEKKK~ 

Begitu pintu rumah terbuka Eunjung langsung berjalan mendahului Taecyeon sambil menggendong Minah yang tertidur. Taecyeon merasa sejak tadi ada yang aneh dengan sikap istrinya itu. Hyomin yang sedang bermain dengan Mason pun merasa heran dengan sikap Eunjung yang terlihat lebih dingin. 

“Kalian sudah pulang?” Tanya Hyomin, pelan. 
“Hyomin-ah, tolong gendong Minah sebentar.” Titah Eunjung sambil menyerahkan Minah. “Ah~ Ne~” 
“Omma!! Seru Mason yang ingin menghambur pada Eunjung. 
“Tetaplah disini dengan bibi, eummh?” 

Eunjung mengusap pucuk kepala Mason sesaat lalu berlalu menuju kamar. Hyomin dan Taecyeon saling menatap. Tahu apa yang diisyaratkan tatapan Hyomin, Taecyeon hanya menggeleng pelan. 


Bruuukkkkkk~ 


Terdengar benturan keras sebuah benda dari kamar. Taecyeon pun segera menghampirinya. 

“Apa yang terjadi??” 

Tanya Taecyeon setelah tiba dikamar. Pria itu sangat terkejut melihat pemandangan disana. Pas bunga, lampu tidur dan benda lainnya kini berserakan dimana – mana. Ia berjalan dan menghampiri Eunjung yang terduduk diatas ranjang dengan tangan bergetar. Sejak tadi, Eunjung tidak lagi mampu menahan emosi dan tangisnya. Kini ia pun meluapkan amarahnya pada benda – benda yang tak bersalah. 

“Ada apa sebenarnya?? Apa yang terjadi padamu?” Tanya Taecyeon yang mencoba mendekap Eunjung. 

Namun gadis itu mendorong tubuh Taecyeon agar menjauh. 

“Sudah berapa lama, eumhh?” Tanya Eunjung, getir. 
“Apa maksudmu?” Tanya balik Taecyeon. 
“Kalian.. Kau.. dan Jesicca, sudah berapa lama kalian berhubungan dibelakangku?” 

Deru nafas Eunjung memburu. Ia sangat takut sekaligus marah. 

“Aku tidak mengerti, mengapa kau seperti ini?” 

 Eunjung bangkit dan menatap Taecyeon dengan tatapan dingin. 

“Apa kau masih berhubungan dengannya lewat ponsel?” Tanya Eunjung, pelan. 
“A-I-ITu..” 

Gadis itu tersenyum pahit melihat Taecyeon gugup. Eunjung pun berjalan menuju wadrobe untuk mengambil koper lalu mengemasi pakaiannya dan juga pakaian kedua anaknya. “Yah!! Apa yang kau lakukan?” 

Suara pria itu mulai meninggi melihat sikap Eunjung tiba – tiba. Taecyeon menarik tangan Eunjung agar gadis itu menghentikan tindakannya. 

“Apa yang salah, coba katakan padaku?? Aku dan gadis itu tidak pernah berhubungan. Hari ini pertama kalinya aku bertemu secara pribadi dan disana pun aku bersama Minah. Kau melihatnya sendiri, bukan?” 
“Ya. Aku tahu.” Jawab Eunjung, dingin. 
“Lalu apa yang salah?” 

Suara Taecyeon meninggi. Tidak peduli Hyomin dan kedua anaknya mendengar di luar sana. Taecyeon tetap meninggikan suaranya. 

“Aku lelah..” Ujar Eunjung menyedihkan. 

Taecyeon tertegun. Beberapa detik suasana menjadi hening, Eunjung pun menghentikan sejenak tindakannya. Ia tertunduk untuk menyembunyikan tangisnya. 

“Kau tahu betapa lelahnya aku menyimpan semuanya disini!!” 

Eunjung menepuk – nepuk pelan bagian dadanya yang terasa sakit. Ia menatap mata Taecyeon dalam. 

“Selama ini aku berusaha menyimpan apa yang kurasakan disini. Melihat semua scandalmu dengan berbagai wanita termasuk Jessica, sungguh membuatku sakit. Bertahun – tahun aku berusaha menyimpannya didalam hati. Karena..” 

Gadis itu terdiam sejenak untuk menormalkan tenggorokannya yang mulai tercekat. Ia kembali menepuk – nepuk pelan dadanya. Tak ada suara yang keluar dari mulut Taecyeon. Pria itu mencoba bersabar mendengarkan apa yang tengah dikeluhkan Eunjung. 

“Karena aku pikir kalian tidak akan bertemu atau berhubungan kembali. Tapi.. setelah hari ini, aku sangat terkejut. Sebab baik dirimu maupun gadis itu ternyata masih menyimpan nomor ponsel kalian masing-masing.” 
“Eunjungie!!” Seru Taecyeon, lembut. 
“Tidak peduli apa yang orang lain katakan tentangmu, aku berusaha untuk mempercayaimu sepenuhnya. Kau tahu mengapa? Karena aku mencintaimu.” Sela Eunjung melemah. 

Taecyeon menatap Eunjung sedih lalu meletakkan telapak tangannya dikedua pipi gadis itu. 

“Eunjugie.. Mengapa kau seperti ini, eumhh?” 
“Aku seperti karena dirimu, Taecyeon-ah!!! Apa kau tidak menyadari itu!!” Pekik Eunjung lalu mendorong Taecyeon sekuat tenaganya. 

Pria itu terdorong dan terpisah beberapa jarak dengan istrinya. Sekalipun tidak pernah ia bayangkan Eunjung akan semarah ini. Meski rumah tangga mereka terkadang diwarnai berbagai pertengkaran – pertengkaran kecil, tapi ia tidak mengira akan ada pertengkaran sehebat ini. 

“Sejak dulu, aku sudah takut akan semua ini. Selama menikah denganmu.. hidupku selalu diiringi kecemasan, apa kau tahu itu??” 

Taecyeon termenung dan Eunjung menangis sambil meluapkan apa yang ia rasakan. 

“Mungkin aku terlalu naif karena mencemasi hal bodoh seperti ini. Tapi jika terus menerus melihatmu dengan berbagai wanita. Aku sungguh tidak tahan!!” 

Eunjung histeris. Ia membanting benda yang ada diatas meja dekat ranjangnya. 

“Kau sungguh menyedihkan, Eunjungie!! Apa kau akan selalu seperti ini, eumhh? Aku bekerja di dunia hiburan, harusnya kau paham akan hal itu. Lagipula, apa aku pernah memprotesmu saat kau terlibat peran dengan pria lain, eumhh?” 

Taecyeon membalikkan segalanya. Ia bosan karena istrinya selalu menyudutkannya. 

“Lee Jangwoo, Baek Seunghyun.. apa aku pernah protes saat kalian beradegan mesra?” Tanya Taecyeon, keras. 
“Tidak..” Jawab Eunjung, sinis. 
“Lalu meng..” 
“Itulah sebabnya aku tidak tahan. Entah mengapa aku merasa bahwa kau tidak pernah mempedulikanku. Selama berkencan bahkan menikah, kau jarang menunjukkan rasa cemburumu. Aku berpikir bahwa kau tidak benar – benar menginginkanku.” Papar Eunjung, menyela ucapan suaminya itu. 

“Aku bertindak seperti itu karena aku memahamimu.” 
“Benarkah? Aku sungguh terharu mendengar ucapanmu. Harusnya kau menjauhi sesuatu yang membuatku bisa saja salah paham terhadapmu. Kumohon pahami posisiku sebagai wanita!!” Eunjung beteriak histeris. 

Taecyeon mengepalkan tangannya menahan luapan emosi yang sudah terpancing sejak tadi. Pertengkaran kali ini benar – benar membuatnya bingung harus berbuat apa. 

“Menurutmu selama ini apa yang aku lakukan, eumhh? Sifat kekananak – kanakan, cemburu dan mudah marah. Apa aku tidak cukup sabar menghadapi sifatmu selama hampir lima tahun ini. Aku sungguh muak, Eungjungie!!!” 

Pertahanan emosinya runtuh dalam sekejap. Taecyeon berteriak dan menatap Eunjung penuh amarah. Gadis itu terdiam, ia merasakan sakit berkali – kali lipat ketika orang dicintainya mengatakan kejujuran yang membuatnya terluka. 

“Ya. Kau benar!! Aku.. Aku memang sungguh memuakkan. Akhirnya, aku bisa mendengar apa yang ingin aku dengar selama ini.” Ucap gadis itu, lirih. 

Eunjung berbohong dalam hatinya. Ini sungguh menyakitkan untuk mendengar perkataan jujur Taecyeon. 

“Sudah cukup hentikan!!! Jangan mengatakan apapun lagi!!!” 

Taecyeon berbalik dan mengatur nafasnya dalam – dalam. Hal bodoh yang tidak bisa ia maafkan adalah mengatakan sesuatu yang menyakiti perasaan Eunjung. Namun kini nyatanya ia melakukan hal tersebut. Taecyeon tidak mampu memendam air mata yang menumpuk dipelupuk matanya. Sedetik kemudian air mata pun mengalir dari sana. Eunjung menghela nafas lalu kembali mengemasi pakaian – pakaiannya dan kedua anaknya. 

Pertengkaran yang terjadi selama hampir setengah jam membuat Hyomin diluar sana cemas. Minah terbangun dan menangis karena mendengar suara keras dari kamar yang terbuka itu. Sedangkan Mason bersembunyi dibelakang Hyomin dengan ekspresi ketakutan. Setelah mengemasi barang – barangnya, Eunjung keluar dan mengambil Minah dari tangan Hyomin. 

“Tolong bawa Mason, kita akan pergi dari sini.” Titah Eunjung. 
“Eunjungie, ada apa sebenarnya?” 
“Aku mohon jangan tanya apapun padaku, lakukan saja apa yang aku katakan.” 

Hyomin pun memandang heran Eunjung. Matanya sembab karena mungkin tadi ia menangis. 

“Pergilah jika itu keinginanmu!!! Aku tidak akan menahan dan membawamu kembali!!” Pekik Taecyeon dari dalam kamar. 

Hyomin terkejut mendengar ucapan yang terlontar dari mulut pria itu baru saja. Tubuh Eunjung bergetar, kakinya terasa berat untuk melangkah. Minah meraung – raung dalam gendongan Eunjung dan menyebut – nyebut kata ‘Appa’. 

Eunjung memandang lurus kedepan lalu melangkah, tidak peduli bagaimana Minah menginginkan Taecyeon. Eunjung tetap melangkah sambil membawa koper. Hyomin yang hanya bisa menuruti perkataan Eunjung pun berjalan dibelakangnya dengan menuntun Mason. 


PRANGGGGGGGGGGGG!!!! 


Langkah kaki Eunjung terhenti ketika mendengar suara pecahan kaca. Ia memejamkan mata lalu menarik nafas. Keputusannya saat itu sudah benar – benar ia pikirkan dengan baik. Gadis itu berharap Taecyeon akan baik – baik saja selama tidak ada dirinya dan bisa lebih memahami kekhawatirannya. 


_____________________ 


Gedung JYP Entertainment, 14.00 KST. 


Taecyeon memasuki gedung JYPent dengan langkah lunglai. Ia berjalan disepanjang koridor gedung tersebut dengan tatapan kosong. 

“Oppa!!” Panggil seseorang dari belakang namun Taecyeon tak bergeming sama sekali. 

 Ia terus berjalan menuju ruang latihan 2PM. 

“Yah Oppa!!!” 

Seseorang yang memanggil Taecyeon itu berteriak, tapi lagi – lagi pria bertubuh kekar itu tetap berjalan. Sampai akhirnya gadis berambut panjang pirang tersebut menarik jacketnya hingga pria itu menoleh. 

“Euh, Suzy-yah. Ada apa?” Tanyanya, lemah. 

Gadis itu menyernyitkan dahinya. Pertanyaan yang dilontarkan Taecyeon seharusnya ia yang mengatakannya. 

“Ada apa denganmu?? Harusnya aku yang bertanya, mengapa kau berjalan dengan darah bercucuran ditangan??” 

 Suzy menarik tangan kanan pria itu dan memperlihatkan darah yang mengucur dari punggung tangannya. Suzy sudah menganggap Taecyeon sebagai Oppa-nya sendiri, karena ia begitu dekat dengan Eunjung. Apapun yang menyangkut tentang mereka berdua, Suzy selalu ingin ikut campur. 

“Ah~ ini…” Belum sempat Taecyeon melanjutkan ucapannya, tiba – tiba pria itu terkulai lemah dilantai. 

Suzy pun sangat panik karena melihat Taecyeon yang pinsan. Ia berteriak sampai – sampai membuat seluruh isi gedung menghampiri mereka. 

“Ada apa ini?” Tanya CEO Park. 
“Appa, Taecyeon Oppa!!” Seru Suzy, bingung. 
“Kalau begitu ayo bawa dia kerumah sakit!!” Titah Sunye. 
“Dia terlalu besar, bagaimana kita mengangkatnya.” Ujar CEO Park, tidak penting. 
“Ini bukan saatnya bercanda, Appa!!” Teriak Suzy, khawatir. 

 Wajah Taecyeon memucat. Darahnya terus mengalir sejak ia memukul kaca ketika Eunjung pergi tadi. 

“Bukankah tubuh Appa juga besar, kalau begitu Appa saja yang mengangangkatnya.” Saran Junsu, sang leader 2PM. 

Semua JYPNation yang ada disana diam – diam menertawai CEO-nya itu. 

“Ayo cepat!!! Dia bisa mati nanti!!” Seru Sohee, gemas. 

Wajah JYP langsung masam karena semua artist-nya berani memerintahnya. 

“Baiklah.. Baiklah!! Sudah angkat dia kepunggungku.” 

Ingin tidak ingin, suka tidak suka JYP pun menyetujuinya. Bagaimana pun Taecyeon berada dibawah naungan agency-nya. Jadi ia bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan artist – artistnya. 

_____________________ 

 
Seorang gadis berwajah imut memasang wajah penuh nafsu pada mie ramen yang baru saja ia masak. Gadis itu berjalan menuju meja makan sambil membawa panci berwarna keemasan. 

“Huaaaaaa ini pasti sangat lezat!!” 

Dengan tidak sabaran Boram siap menyantap mie ramen tersebut. Saat sumpit hampir saja lolos ke mulutnya, tiba – tiba saja bel dorm berbunyi. Hal itu tentu membuat sang pencinta makanan itu marah. 

“Aishhh!!! Tidak bisakah bel berbunyi setelah suapan pertama ini!!!” 

Gadis mungil itu menggerutu kesal dan melempar sumpit yang dipegangnya. Ia bangkit untuk melihat siapa yang mengganggu makan siangnya. 

“Siapa??” Bentak Boram, kesal. 
“Ini aku eonni, Hyominie..” 
“Yah!!! Mengapa kau tidak buka sendiri saja!!!” 

KLIK~ 

Boram menekan tombol untuk membukakan pintu dorm mereka. 

Gadis bertubuh kecil itu berdiri didepan pintu dan bersiap memaki Hyomin yang membuatnya tidak lagi bernafsu makan. 

“Yah kalau kau datang tidak perlu mene…” 

Mulut Boram menganga ketika melihat Eunjung berjalan dibelakang Hyomin.

“Eunjungie, mengapa kau datang kemari dengan membawa koper?” 

Boram melupakan kemarahannya soal makanan. Ia beralih pada Eunjung yang terlihat begitu aneh. Hyomin yang ada didepan Eunjung langsung memberi kode agar Boram tidak bertanya apapun pada gadis tersebut. 

“Hyominie, tolong jaga Mason dan Minah. Aku sangat lelah!!” Ujar Eunjung. 

Ia menyerahkan Minah pada Hyomin dan berlalu menuju kamarnya. Boram dan Hyomin saling menatap lalu setelahnya memandang punggung Eunjung yang berlalu. 

_____________________ 


Taecyeon terbangun setelah tidur selama kurang lebih satu jam. JYPNation yang berkumpul dirumah sakit langsung mendekati ranjang pasien. “Kau baik – baik saja?” Tanya CEO Park.
 
“Dimana ini? Mengapa bau obat – obatan.” Tanya balik Taecyeon. 
“Sudah tahu bau obat, kau masih bertanya dimana!!” Seru Jinwoon. 
“Kau harusnya bersyukur karena aku ingin menggendong badanmu yang sangat berat itu!!” “Sebenarnya ada apa denganku?” 

Taecyeon merubah posisinya menjadi duduk. Ia bingung mengapa ia bisa sampai berada di rumah sakit. 

“Apa kau habis bertengkar dengan orang? Tadi tanganmu mengeluarkan banyak darah.” Papar Nickhun. 

Taecyeon terdiam dan hanya menggeleng. 

“Aku sudah baik – baik saja, ayo kita pergi.” 

Ia turun dan berlalu begitu saja. Jelas membuat semuanya bingung dengan sikap Taecyeon. 

“Apa yang terjadi denganmu?? Apa kau gegar otak?” Tanya CEO Park, asal. 
“Aku lapar.” 

Pria itu membuat CEO Park dan lainnya menganga. Mereka disana tidak bisa berkata apapun. 

“Dia sangat aneh. Apa tadi dia terbentur saat mencari Minah yang hilang?” Celetuk Jia. 
“Ah~ Mungkin..” Respon CEO Park dengan wajah aneh. 
“Bicara tentang Minah, apa gadis kecil itu sudah ditemukan??” Tanya Min. 
“Ya, Min-ah benar. Bagaimana dengan gadis kecil itu? Taecyeon bahkan tidak mengatakan apapun.” Ujar Chansung. 

 PLETAK!!! 

Tangan Wooyoung dengan cepat menyambar kepala Chansung yang menganggur. 

“Kau bodoh atau apa? Jelas – jelas saat tiba di gedung JYP dia langsung pinsan, bagaimana bisa ia mengatakannya!!” 

Wooyoung sangat geram dengan kebodohan Chansung. 

“Untuk apa kita masih disini, pasiennya saja sudah pergi!!” Tutur Seulong. 
“Ah~ Benar..” Timpal CEO Park yang merasa dibodohi oleh Taecyeon. 

 _____________________ 


Suara isak tangis mengisi keheningan sebuah dorm ditengah malam. Tidak salah jika salah satu yang ada disana menggerutu kesal. 

“Ada apa denganmu, Eunjungie!!! Mengapa seharian ini kau selalu menagis!!! Sungguh membuatku kesal!!” Bentak Soyeon. 

Ia mengacak – acak frustasi rambutnya. Besok akan ada jadwal perform T-ARA, tapi Soyeon tidak bisa menikmati istirahatnya sama sekali. 

“Bukankah kau punya rumah!!! Mengapa kau harus tidur di dorm??” 
“Eonni, sudahlah!!” Bela Hwayoung diranjang atas. 
“Ini sungguh membuatku kesal!!” 

Bentakkan Soyeon sontak membuat para member terbangun, untung saja kedua anak Eunjung yang tidur bersama Kyuri dan Boram tidak terganggu. Selama ini Eunjung hanya merasa nyaman dengan Hyomin. Karena hanya gadis itulah yang bisa memahami perasaannya. 

“Jangan memarahinya, Eonni. Dia sudah begitu sedih, mengapa kau masih memarahinya.” Ujar Hyomin, pelan. 
“Aku tahu.. Tapi ini..” 
“Aku akan tidur diranjangmu. Untuk beberapa waktu kedepan kita bertukar kamar. Eumh?” 
“Baiklah.” 

Soyeon pun membawa barang kesayangannya untuk pindah ke kamar Hyomin. Bertukar kamar lebih baik jika harus mendengar isak tangis setiap hari. Gadis bersuara indah itu pun pergi lalu diikuti member lainnya. 

“Hwayoung-ah, kau tidurlah!!” Titah Hyomin yang masih melihat Hwayoung menoleh kebawah. 
“Ah~ Ne~” 

Hyomin duduk disisi ranjang Eunjung selama beberapa menit menunggunya berhenti menangis. 

“Jangan menangis, Eunjungie.. Besok kita akan ada perform. Apa kau ingin matamu bengkak?” 
“Hyomin-ah~” 

Eunjung berbalik dan langsung memeluk Hyomin. Gadis itu menenggelamkan kepalanya dibahu mungil Hyomin. 

“Aku mengerti tapi bagaimanapun kau tidak boleh bersikap seperti ini.” Tutur Hyomin. 

Eunjung melepas pelukannya dan ingin mencurahkan apa yang ia rasakan. 

“Selama ini aku berusaha menekan perasaanku agar tidak terjadi hal seperti ini. Namun pada kenyataannya aku sangat payah.” 

Eunjung menarik nafas untuk membiarkan saluran pernafasannya melega. 

“Kau tahu betapa menyakitkannya saat orang yang kau cintai terlibat banyak skandal dengan wanita lain.” 
“Maaf karena aku belum bisa memahamimu sepenuhnya. Mungkin sebagai wanita aku bisa merasakan betapa perihnya hal itu, tapi sebagai istri.. aku belum bisa memberimu solusi yang baik.” 

Eunjung menatap mata Hyomin. 

“Apa menurutmu yang aku lakukan ini salah? Meninggalkan seorang suami sendiri dan memisahkan kedua anakku darinya?” 
“Kau tidak sepenuhnya bersalah Eunjungie.” 

Hyomin berhenti sesaat dan mengelus lembut pipi gadis itu. 

“Hanya saja.. Masalah ini seharusnya bisa dibicarakan dengan baik. Bukankah Taecyeon sangat mencintaimu? Dia tidak akan mungkin membuatmu kecewa. Pertemuannya dengan Jessica pun karena ketidak sengajaan, bukan?”

Eunjung mengangguk. 

“Kalau begitu tidak ada alasan kau meninggalkannya sendiri, bagaimana jika terjadi sesuatu padanya? Apa kau tidak akan sedih?” 

Matanya yang mulai membengkak tidak menyurutkan Eunjung untuk menghentikan tangisnya. Karena semakin ia berkata jangan menangis, justru air mata itu akan semakin mengalir lebih deras dari kelopak matanya. 

“Tidak masalah jika dia pergi bersama Suzy atau artist JYP lainnya. Tapi jika dia pergi bersama wanita yang jelas – jelas bukan partner-nya, aku tidak bisa berpikir bahwa mereka hanya sekedar teman.” 
“Maksudmu?” 
“Aku sangat ingat kejadian tiga tahun lalu yang membuat diriku menjadi orang yang sangat buruk.” 
“Scandal Taecyeon dan Jessica kah?” 

Eunjung menangguk dan menatap lurus kedepan seakan menerawang kembali kejadian dimasa lalu yang hampir saja membuat hubungan mereka berpisah. 

-Flasback-  

“Saengil chugha hamnida.. Saengil chugha hamnida.. Saranghaneun uri Mason.. Saengil chugha hamnida!!!” 

Eunjung begitu bahagia karena hari ini tepat setahun kelahiran Mason, putra pertamanya. Sejak pagi ia tidak pernah bosan menyanyikan lagu tersebut sambil mengayun – ayunkan Mason ke kanan dan ke kiri. 

“Hari ini kita pasti akan merayakan ulang tahunmu bersama Appa, jadi kau harus bersabar karena Appa-mu masih bekerja, eumh?” 

Meski tidak ada jawaban dari bocah satu tahun itu, Eunjung tetap bahagia. Setelah dua tahun menikah dengan Taecyeon, ini kali pertama mereka akan merayakan hari ulang tahun putranya bersama – sama. 

Segala hidangan telah tersedia diatas meja, termasuk kue tart dengan lilin angka satu diatasnya. Hanya saja tinggal menunggu kehadiran seseorang yang terpenting dalam kehidupan mereka. 

“Mengapa Appa-mu lama sekali, apa dia pulang terlambat?” Tanya Eunjung pada Mason yang tengah mengemuti kedua tangannya. 

Eunjung menoleh pada arah jarum jam yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam waktu setempat. Padahal kemarin Taecyeon berjanji akan pulang sebelum hari gelap. 

“Kau bosan, uh? Bagaimana kalau kita menonton tv?” 

Eunjung menekan tombol switch on untuk menyalakan televise tersebut. Beruntung ia memiliki putra seperti Mason, sebab karena bocah itulah kebosanan Eunjung cepat menghilang. 

“Bagaimana ini, tidak ada acara yang menarik.” Oceh Eunjung. 

Gadis itu mengutak – atik remote mencari acara yang menarik, namun ketika ia tengah memilih channel, tangannya langsung berhenti saat melihat liputan mengenai Taecyeon dan Jessica. 

“Siang ini Taecyeon dan Jessica terlihat pergi bersama ke sebuah restoran..” 

Tiiiitttttttttt!! 

Eunjung mematikan televisi tersebut dengan cepat sebelum pembawa acara itu menyelesaikan kalimatnya. Eunjung terdiam sekitar beberapa menit agar tidak mempercayai apa yang baru saja ia lihat dan dengar. 

-Flasback End- 

“Kau masih mengingatnya? Itu sudah tiga tahun berlalu, Eunjungie!!” 
“Ya, Aku tahu. Tapi tidak seharusnya ia pergi bersama wanita lain saat sudah berjanji untuk merayakan ulang tahun putranya sendiri.” 
“Aku mengerti..”

Hyomin mendekap Eunjung yang mulai terbawa emosi. Luapan emosi itu ia curahkan dengan menangis seharian. Bahkan menurut Eunjung, menangis saja tidak cukup untuk mengurangi rasa sakit yang ia pendam selama beberapa tahun ini. 

“Lebih baik kau tidur, aku akan menemanimu.” 

Hyomin mengusap lembut air mata gadis itu lalu membaringkan dan menyelimutinya. Tak lupa pula Hyomin memberi kecupan di pucuk kepala Eunjung. 

“Semoga mimpi indah, Eunjungie!!” 

 _____________________ 


“Dimana Taecyeon?? Mengapa dia tidak datang juga?” 

Junsu merasa marah karena tidak ada kabar dari pria itu. Hari ini seharusnya mereka pergi untuk recording Music Show. 

“Kita datangi saja rumahnya.” Saran Junho. 
“Dia pikir dia siapa? Huh!!” Keluh Junsu. 
“Sudahlah, itu lebih baik daripada kita terlambat.” Ujar Nickhun. 
“Baiklah..” 

Van 2PM pun melaju dengan kecepatan diatas rata – rata. 

Setengah Jam kemudian.. 

Member 2PM menekan bel berkali – kali namun tidak ada jawaban. Di telephone pun tidak kunjung diangkat. 

“Bagaimana ini, apa dia mati didalam?” Celetuk Wooyoung. 
“Yah!!! Jangan bicara yang bukan – bukan.” Ujar Nickhun. 

Sekali lagi Junsu menekan bel dengan tidak sabaran. Tak lama seorang bertubuh tegap pun membuka pintu tersebut. 

“Apa yang kau lakukan, huh? Mengapa membuka pintu saja lama sekali??” Bentak Junsu, marah. 
“Maaf.. Aku..” 
“Huaaaaa, mulutmu bau alcohol!!” Protes Chansung. 

Merasakan bau yang menyengat, Junsu dan kawan – kawan pun menutup hidung mereka. 

“Cepat mandi!! Kita sudah terlambat!!” Titah Junho 
“Baiklah..” 

Taecyeon berjalan lemah kedalam. Semenjak kejadian kemarin, Taecyeon tidak bisa menjalani aktifitasnya dengan baik. Ia sungguh tidak bersemangat melakukan apapun. 

“Ada apa dengannya?” Tanya Wooyoung, memandang aneh punggung Taecyeon. 
“Aku rasa dia sedang bertengkar dengan istrinya.” Tebak Chansung, asal tapi benar. “Benarkah?” Junho dan Wooyoung tidak yakin dengan tebakan Chansung. 

Tapi melihat sikap anehnya itu, mungkin saja hal itu terjadi. 

“Sudahlah, jangan menebak – nebak hal yang tidak pasti.” Ujar Nickhun. 


_____________________ 


Gom semari ga, han jibe-iso.. 
Appa Gom, Omma Gom, Aegi Gom.. 
Appa gom-eun tung-tunghae, 
Omma gom-eun nalshinhae, 
Aegi gom-eun neomu giweoyo, 
Ushuk Ushuk salanda… 

Mason dan Minah bersenang – senang dengan Dani sambil bernyanyi juga meniru gerakan yang ia buat. Pria dan gadis kecil itu tertawa seakan tidak terjadi apa – apa pada kedua orang tua mereka. Di dorm yang berukuran tidak terlalu besar itu, para member T-ARA sibuk melakukan kegiatannya masing – masing. Kyuri dan Soyeon memasak didapur, Jiyeon dan Ahreum serius memakai nail art diruang tengah, sedangkan Hwayoung dan Boram tengah asyik menonton drama sambil menyemil. 

“Dimana Hyomin dan Eunjung?” Tanya Soyeon dari dapur. 
“Hyomin tadi keluar sebentar dan Eunjung masih tidur.” Jawab Boram. 
“Aishhh anak itu sungguh membuatku gila!!” Gerutu Soyeon sambil mengaduk –aduk masakannya. “Aku sudah pulang!!” Seru Hyomin. 
“Bibi!!” 

Melihat Hyomin datang, Mason dan Minah berlari menghampirinya. Mereka melupakan Dani yang sejak tadi mengajaknya bermain. 

“Kedua anak itu melupakanku!!” 

Dengan raut wajah kecewa Dani pun pergi. 

“Ayo berkumpul!! Saatnya kita makan!!” 

Sarapan pagi pun siap, semua berhambur ke meja makan dan meninggalkan kegiatan mereka masing – masing. Terutama Boram, gadis mungil itu paling bersemangat jika sudah menyangkut soal makanan. 

“Omma dimana?” Tanya Mason, polos. 
“Omma-mu itu kerbau, jadi dia pasti masih tidur!!” Ujar Jiyeon. 

Tiba – tiba Mason melempar sendoknya ke wajah Jiyeon dan membentak gadis itu. 

“Omma-ku bukan kerbau!!!!” Pekik Mason 

Tak lama setelah itu, Mason menangis sejadi – jadinya. 

“Aishhhh!!! Mengapa kau berkata seperti itu pada anak kecil!!!” Seru Boram, memarahi Jiyeon. 

Gadis penyuka airliner itu menutup wajahnya karena takut melihat Mason menagis seperti itu. 

“Tidak, Omma-mu itu sangat manis. Jadi jangan menagis lagi, oke?” 

Diantara kedelapan gadis yang berkumpul disana, Hyomin paling tahu bagaimana membujuk Mason. Karena hanya ia yang sangat dekat dengan kedua anak Eunjung. 

“Bibi, aku ingin pulang kerumah Appa..” 
“Eung?” 

Hyomin terdiam. Tangis Mason yang begitu sedih, membuat adiknya Minah pun ikut menangis. Saat ini semua member T-ARA dibuat kebingungan karena ulah Jiyeon. 

“Ahhhh~ Ini semua karenamu, Jiyeonie!!!” Bentak Soyeon. 

Acara sarapan mereka gagal hanya untuk membujuk kedua anak itu yang tidak henti – hentinya menangis. 

“Sekarang kau yang harus membujuknya agar diam, cepat!!! Aku sudah lapar!!” Timpal Boram.

Semua orang berpikir bagaimana cara membujuk Mason dan Minah, tapi Boram justru berpikir bagaimana caranya ia bisa menyantap sarapannya dengan cepat. 

“Eonni, mengapa yang ada dipikiranmu itu hanya makanan!!” Ujar Ahreum. 
“Ya.. Aku.. Aku hanya..” 
“Maaf karena telah menyulitkan kalian semua.” 

Eunjung keluar dari kamar dengan wajah menyeramkan. Matanya terlihat sangat bengkak karena menangis semalam. 

“Omma!!” Mason memeluk Eunjung yang masih berdiri diambang pintu lalu diikuti pula oleh Minah. 
“Eonni, kau menakutkan..” Ujar Dani, tercengang. 
“Hutsss!!” Seru Kyuri. 
“Tidak, Eunjungie!! Kemarilah untuk sarapan, sebentar lagi kita akan recording.” Pinta Hyomin. 
“Apa aku membuat kalian sulit?” 

Eunjung menunduk dan mengelus rambut kedua anaknya yang sedang memeluknya. Serempak member T-ARA meletakkan sendok dan saling memandang. Melihat ekspresi Eunjung yang begitu sedih, mereka merasa sangat iba. Soyeon bangkit dan menghampiri Eunjung. Sebagai leader, Soyeon bertanggung jawab terhadap Eunjung. 

“Eunjungie, soal semalam.. Aku minta maaf. Kau tidak menyulitkan siapapun disini, sungguh!!” Soyeon mengusap air mata Eunjung. 
“Terima kasih.. Aku sungguh berte.. Hueekkkk!!” Eunjung menutup mulutnya. Tiba – tiba ia merasa ada yang aneh pada perutnya. 
“Kau baik – baik saja?” Tanya Soyeon. Eunjung mengangguk dan segera berlalu ke kamar mandi.

_____________________  


Eunjung menapaki koridor gedung MBC setelah selesei perform. Ia memisahkan diri dari member T-ARA lain untuk bisa menyendiri. Ketika ia berjalan beberapa meter dari koridor sebelumnya, Eunjung pun terhenti karena melihat sepasang kaki menghalanginya. 

“Ah~ Eunjung-shi!! Anyeonghaseyo!!” Seru pemilik kaki tersebut. 

Mendengar suara itu, Eunjung rasanya enggan untuk menoleh dan menyahutinya. Eunjung melirik kesebelah kaki seorang gadis yang menyapanya tadi. Ternyata gadis itu tidaklah sendiri, sepasang kaki disebelah gadis itu adalah milik seorang pria. Eunjung pun mencoba menoleh pada gadis yang menyapanya, namun ia hanya diam dan tidak menyahuti gadis tersebut. Setelahnya, ia menoleh pada pria pemilik kaki tadi. 

“Aku tidak pernah salah..” Gumam Eunjung. 
“Maaf Jessica-shi, aku sedang terburu – buru.” 

Eunjung berlalu begitu saja. Kini hatinya berkali – kali lipat lebih sakit dibanding saat pertengkarannya kemarin dengan Taecyeon. 

“Tunggu!!” 

Dengan cepat pria itu menahan tangan Eunjung. Jessica terlihat kikuk dengan suasana disana. Ia tidak tahu harus pergi atau tetap disana. 

“Jessica, bisakah kau tinggalkan kami?” 

Tanpa menoleh, Taecyeon menyuruh Jessica untuk pergi. 

“Ah~ Baiklah.” 

Gadis itu pun akhirnya pergi. Dalam waktu beberapa menit, mereka saling terdiam. Baik Eunjung maupun Taecyeon sama – sama tidak mengatakan apapun. Sampai akhirnya Eunjung memutuskan untuk bicara lebih dulu. 

“Jika tidak ada yang ingin kau bicarakan, tolong biarkan aku pergi..” Ujar Eunjung, dingin. 
“Eunjungie, apa yang membuatmu seperti ini? Mengapa kau menghindariku, eumhh?” 
“Sudah jelas apa yang aku lihat tadi.” 

Taecyeon menyernyitkan dahinya. Ia tidak mengerti mengapa setiap pertengkaran mereka harus terlibat Jessica didalamnya. 

“Mengapa kau selalu mencemburuinya, uh? Aku dan gadis itu.. sudah aku katakan berkali – kali bahwa kami hanya berteman. Aku bersamanya ditempat ini, karena kami menjadi MC di acara musik.” 
“Apapun penjelasanmu, aku tidak ingin mendengarnya.” Eunjung menghempaskan tangannya yang digenggam erat oleh suaminya itu. 
“Mengapa kau begitu egois? Kau menyudutkanku dan memisahkanku dari kedua anakku. Apa kau pantas disebut sebagai Omma yang baik?” 
“Aku memang bukan Omma yang baik untuk mereka, tapi apa kau juga pantas disebut sebagai Appa yang baik?” 

Eunjung mulai menangis dan memandang sinis mata Taecyeon. Beruntung koridor disana tidak ada orang yang melewatinya, jika tidak semua orang akan mengetahui bahwa kehidupan rumah tangga mereka sedang bermasalah.

“Dimana kau saat putramu berulang tahun yang pertama, hah? Mengingkari janjimu dengan keluarga hanya untuk pergi bersama gadis itu, apa kau pantas disebut Appa yang baik??” Pekik Eunjung. 
“Eunjungie, pelankan suaramu!!” Titah Taecyeon. 
Eunjung menggeleng, “Aku tidak peduli, biarkan semua orang didunia ini tahu bahwa kita ini bukanlah.. hueeekkkk!!” 

Tiba – tiba Eunjung kembali merasakan mual. Beberapa hari ini, Eunjung merasa ada yang tidak beres dengan perutnya. 

“Eunjungie, apa kau baik – baik saja??” 
“Jangan khawatirkan aku, aku akan baik – baik saja. Hueekkk!!” 

Ia melangkah mundur sambil menutup mulutnya. 

“Aku akan memikirkan kembali hubungan kita.” 

Timpal Eunjung sebelum pergi. Taecyeon hanya terpaku mendengar pernyataan terakhir itu. Seluruh sendinya terasa begitu lemah hingga tidak bisa menopang berat tubuhnya. Menatap punggung Eunjung yang berlalu meninggalkannya, membuat dirinya seperti jatuh kedalam jurang yang terjal. Begitu sakit yang dirasakan. 

_____________________ 


“Aku akan memikirkan kembali hubungan kita.” 

Setiap nafasnya, Taecyeon tidak pernah bisa melupakan ucapan Eunjung saat pertemuan mereka di gedung MBC sebulan yang lalu. Hidupnya saat ini, tidak lebih baik dari seorang brandalan dijalanan. Selepas bekerja, pria itu selalu melampiaskan kesedihannya dengan minum. Padahal ia bukanlah tipe pria yang pandai minum. Semua telah berubah ketika Eunjung dan kedua anaknya tidak lagi tinggal bersamanya. 

PRANGGGGGGGGG!! 

Taecyeon melempar keras botol ditangannya dalam keadaan yang sudah benar – benar mabuk. 

“Aku mencintaimu, Eunjungie!!! Mengapa kau memperlakukanku seperti ini!!!” Jerit Taecyeon. 

Malam yang sudah lelap membuat suara Taecyeon menggema. Dalam rumah yang begitu besar, sungguh menyedihkan jika hanya tinggal sendirian. Disofa ruang tengah itu, Taecyeon menghabiskan malamnya dengan ruangan yang gelap. 

“Aku mencintai kalian!!! Mason-ah.. Minah-yah.. Appa merindukan kalian.” 

Seperti orang yang tidak waras, Taecyeon terus menerus mengoceh. 


TING TONG TING TONG !! 


“Siapa?” Tanya Taecyeon sadar tak sadar. 
“Bukakan pintu Taecyeon-ah!!” 

Taecyeon tersenyum dan mencoba berdiri dari duduknya. Dengan langkah gontai ia berjalan kearah pintu. 

“Eunjungie.. Mengapa kau baru datang?? Aku sangat – sangat merindukamu!!” 

Taecyeon tergulai dibahu orang tersebut, dimana yang dikiranya adalah Eunjung. Tapi pada kenyataannya yang datang adalah Nickhun dan Victoria. Satu – satunya member 2PM yang begitu mencemaskan keadaan Taecyeon sekarang adalah Nickhun. 

“Uh!! Rumah ini bau alcohol!!” Seru Nickhun. 
“Taecyeon-shi pasti sangat menderita.” 
“Sudah, lebih baik kita bawa dia ke kamar!!” 

 Nickhun dan Victoria pun bergotong royong membawa Taecyeon ke kamarnya. Setelah menidurkan pria itu diranjangnya, mereka kembali ke luar. 

“Rumah ini sangat kotor, Khun-ah.” 
“Ya. Aku sudah melihatnya.” 

Nickhun memeluk istrinya dari samping dan memandangi seluruh isi rumah itu. 

“Apa kau bisa membuat sup ginseng?” Tanya Nickhun. 
“Tentu saja.” 
“Kalau begitu buatkan pria itu sup, aku akan membereskan rumah hantu ini.” 
“Ah~ Baiklah. Semangat!!” 
Dengan wajah aegyo-nya Victoria pun menyemangati suaminya. 

_____________________ 


Pagi hari yang begitu cerah mengawali setiap aktivitas para member T-ARA di dorm. Setelah mendapat jadwal yang begitu padat setiap harinya, kini jadwal mereka lebih longgar dan banyak utuk beristirahat di dorm. Gadis bermata indah memasuki kamar Eunjung bersama Mason dan Minah untuk membanguni kerbau cantik tersebut. 

“Eunjungie.. bangunlah, saatnya untuk sarapan!!” 

Hyomin mengoyak – koyakkan tubuh Eunjung tapi hasilnya nihil. Gadis berambut pendek itu tetap memejamkan matanya sambil memeluk boneka rilakkuma kesayangannya. 

“Omma bangun!!” Seru Mason setengah berteriak. 
“Omma ayo kita jalan – jalan!!” Titah Minah kali ini. 
“Mungkin Omma kalian sangat lelah, bagaimana kalau kita bermain dengan bibi – bibi T-ARA yang lain.” 
“Baiklah..” Ujar keduanya. 

Setelah Hyomin dan kedua anak itu pergi. Eunjung terbangun dan meneteskan air mata. Sebenarnya Eunjung tidak tertidur semalaman. Selama sebulan ini Eunjung tidak bisa tertidur dengan lelap. Ia selalu dihantui rasa sedih dan kecewa hingga semua terasa menyakitkan. 

“Aku tidak bisa membohongi perasaanku bahwa aku masih sangat mencintaimu, tapi semua perasaan itu sudah tertelan dengan segala kekecewaanku, Taecyeon-ah..” Gumam Eunjung. 
“Hueeekkkk!! Hueeekkkk!!” 

Gadis itu segera berlari ke kamar mandi. 

Semua member T-ARA lagi – lagi dicemaskan dengan keadaan Eunjung yang sering sekali mual. Mereka berpikir hal itu terjadi karena akhir – akhir ini Eunjung sulit tidur dan makan hingga masuk angin. Tapi salah satu diantara mereka juga ada yang berpikir bahwa itu wajar dialami oleh seorang isteri. 

Hyomin yang sedang bermain – main dengan kedua anak Eunjung segera menghampiri gadis itu yang kembali ke kamarnya dan menitipkan kedua anak itu pada Dani dan Ahreum. 

“Kau baik – baik saja?” Tanya Hyomin sambil mengunci pintu kamar tersebut. 
“Aku tidak tahu, ini sungguh aneh. Sebulan ini perutku selalu merasa mual.” 
“Kau sudah memeriksakannya ke dokter?” 

Eunjung menggeleng dan Hyomin pun berlutut didepan gadis yang tengah duduk diranjang tersebut. 

“Apa kau sedang hamil?” 
“Ne~?” 

Matanya membelalak mendengar ucapan tersebut. Ia tidak pernah berpikir bisa hamil dalam keadaan rumah tangganya yang sudah diambang kehancuran. 

“Tidak mungkin.. aku dan dia..” Eunjung menghentikan ucapannya dan menelen ludah setelah itu. 
“Kalian suami istri, jadi tidak ada yang tidak mungkin. Lebih baik hari ini kau periksakan ke dokter, eumhh??” 

Eunjung hanya mengangguk lalu memeluk gadis yang selalu mengerti dirinya itu. 


TOKKK TOKKK TOKKKK!! 

“Eonni, apa kau didalam?? Eomoni datang!!” Seru Hwayoung. 
“Omma datang?” Ucap Eunjung, bingung. 

Tanpa basa – basi, Eunjung pun keluar. Setibanya diruang tengah, Eunjung bukan mendapat pelukan atau ciuman. Ia justru mendapat tamparan keras dari Nyonya Ham. Dani dan Ahreum yang sedang bersama kedua anak Eunjung pun langsung membenamkan wajah anak kecil itu dipelukannya. 

“Eomoni!!” Seru Soyeon yang terkejut.

Eunjung hanya terpaku dan meneteskan air mata. Sudah ia duga Ibunya akan melakukan hal tersebut. 

“Dani-yah, Ahreumie, Hwayoungie, dan Jiyeonie.. Bisakah kalian bawa anak – anak keluar sebentar.” Titah Hyomin. 
“Baik, Eonni.” Ujar mereka dan berlalu. 


15 menit kemudian.. 


Selama lima belas menit Nyonya Ham memandang sinis pada putrinya itu. Berita yang mengejutkan membuat hipertensi wanita paruh baya itu kembali kumat. 

“Apa kau gila, uh?? Meninggalkan suamimu dan memisahkannya dari anak – anaknya sendiri. Apa kau sudah gila!!!” Pekik Nyonya Ham. 

Sankin kesalnya, wanita paruh baya itu tidak sadar sudah berapa kali memukul bahu Eunjung sampai gadis itu tersungkur. Dengan cepat Hyomin membantu Eunjung bangkit.

“Eomoni, kita bisa membicarakannya sambil duduk, eumhh?” 

Sebagai orang yang lebih dewasa dari Eunjung. Kyuri, Soyeon, dan Boram membantu membela Eunjung. 

“Mungkin itu hanya pertengkaran kecil, Eomoni. Bukankah dalam rumah tangga wajar jika ada perselisihan?” Tutur Soyeon, lembut. 
“Tapi ini sudah melebihi batas, bahkan anak tidak tahu diri ini sudah memisahkan Taecyeon dengan putra – putrinya selama sebulan. Omma macam apa dia sebenarnya!!” 

Merasa tidak tahan dengan cacian yang dilontarkan sang Ibu, Eunjung pun berusaha membela diri. 

“Mengapa Omma selalu saja membelanya? Aku adalah putrimu dan dia hanya menantumu!!” Jerit Eunjung yang tengah menangis. 
“Eunjungie..” Ujar Hyomin sambil mengelus bahu gadis itu. 
“Itu karena dia lebih bisa diandalkan dari pada dirimu.” Sahut Nyonya Ham, kasar. 
“Ah~ Begitukah? Apa Omma pernah tahu apa yang aku rasakan selama ini? Aku berusaha menekan perasaanku sendiri agar Omma tidak mencemaskan keadaanku. Tapi.. kenyataannya Omma memang tidak ingin mencemaskanku, bukankah benar seperti itu?” 

 Cara bicara Eunjung mulai terdengar sinis. Ia tidak peduli lagi dengan siapa ia bicara saat itu. Rasa sakitnya sudah membutakan hati dan perasaannya. 

“Apa kau menyesal menikah dengan menantuku?” 
“Ya. Aku menye..” 


PLAKKKK!! 


Belum selesai Eunjung mengatakannya, tamparan keras kembali mendarat dipipi gadis itu. 

“Eomoni..” Ujar Boram, sedih. 
“Hyomin-ah, bawa Eunjung ke kamarnya.” 
“Ah~ Ne~” 

Hyomin membantu Eunjung berdiri. Gadis itu seperti tidak bisa lagi menapaki kakinya. Tulangnya seperti hancur didalam hingga tidak bisa menahan kakinya sendiri. Setelah mereka pergi, Soyeon dan Kyuri mencoba menjelaskan keadaan Eunjung pada Nyonya Ham. 

“Eunjungie.. dia sudah cukup menderita, Eomoni. Setiap hari dia tidak ingin makan dan tidur. Aku yakin karena dia masih memikirkan Taecyeon.” Jelas Soyeon. 
“Akhir – akhir ini kondisi kesehatannya sedang menurun. Aku berharap Eomoni memakluminya.” Timpal Kyuri. 
“Aku tidak tahu harus berbuat apa, Eunjung Appa sangat sedih saat mendengar hubungan mereka. Oleh sebab itu aku sangat marah.” 
“Eomoni tidak perlu mencemaskan apapun. Aku akan mencoba membujuk Eunjungie untuk kembali ke rumahnya.” Papar Soyeon, bijak. 
“Baiklah. Aku sangat mempercayaimu, Soyeon-ah.” 


_____________________ 


Taecyeon mengerjapkan matanya dan bangun dari tidurnya. Ia tidak ingat bagaimana ia sampai berada di kamar. Semalam ia mabuk begitu berat hingga tidak menyadari apapun. Ia berjalan keluar dari kamarnya untuk mengambil minum. Tenggorokannya terasa sangat kering karena minum semalam. Ketika membuka lemari es, Taecyeon melihat nota tertempel disana. 

“Taecyeon-ah, semalam istriku sudah membuatkanmu sup ginseng. Jadi saat pagi kau tinggal menghangatkannya. Rumahmu yang berantakkan pun sudah aku bersihkan. Aku mohon jangan terlalu larut dalam kesedihanmu.” 
By Khuntoria ^^ 

Taecyeon memadangi seluruh sudut rumahnya yang benar – benar sudah bersih dengan ekspresi datar. Ia meneguk sebotol air mineral lalu terdiam sejenak. 


DRRRTTTT DRRRTTTT DRRRTTTT 
 

Bunyi getar suara ponselnya menyadarkan Taecyeon dari lamunannya. Ia mencari dimana ponselnya berada semalam. Ia pun memutar kepalanya mencari disekitar tempatnya minum. 

“Halo!!” Serunya setelah mendapati ponselnya. 
“Appa!!” 

Taecyeon mendengar suara anak kecil memanggilnya. Ia pikir itu hanya imajinasinya saja. Ia pun melihat kembali nomor di layar ponselnya. 

“Ma.. Mason-ah?” 
“Appa, aku merindukanmu!! Kapan Appa kembali ke Seoul? Kata Omma, Appa sedang pergi tour keliling dunia!!” 

Bocah itu mengoceh panjang lebar karena merindukan kehadiran ayahnya. Mendengar suara putranya yang begitu manis membuat Taecyeon menitikan air mata. 

“Appa!!!” Seru anak itu karena tidak mendengar respon ayahnya. 
“Ah~ Omma berkata seperti itu padamu?” 
“Ne~” 
“Baiklah, secepatnya Appa akan segera pulang. Bagaimana kabarmu, eumhh?” 
“Aku baik – baik saja, bagaimana dengan Appa?” 

Ternyata Mason mencemaskan keadaan pria itu. Ia yang masih begitu polos, tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia berpikir bahwa apa yang dikatakan Eunjung memang benar. 

“Appa baik – baik saja, bagaimana keadaan Minah dan Omma? Apa mereka baik – baik saja?” 

Terdengar suara rampasan dari seseorang disana. Taecyeon hanya mengerutkan dahinya karena bingung. Namun tak lama kemudian ia mendengar suara kecil putri kesayangannya.  

“Appa kapan kembali? Aku sangat – sangat merindukanmu..” 

Pernyataan itu membuat pertahanan air mata Taecyeon runtuh. Ia menangis pelan mendengar putrinya yang begitu merindukannya. 

“Appa juga sangat merindukanmu, selama Appa tidak ada.. kau harus menuruti apa kata Omma, eumhh?” 
“Ne~” 
“Appa!!” Seru Mason yang sepertinya telah merebut ponsel tersebut dari tangan Minah. 
“Eumhh?” 
“Appa sudah makan?” 
“Ne~ Appa sudah makan. Ah~ bagaimana kau bisa menghubungi Appa? Kau menggunakan ponsel siapa?” 
“Aku meminjam ponsel bibi Dani. Saat ini.. Aku, Minah, Bibi Dani, Bibi Ahreum, Bibi Hwayoung dan Bibi Jiyeon sedang berada diluar sebab tadi Nenek datang..” Papar Mason panjang lebar. 
“Untuk apa Nenek kesana?” 
“Aku tidak tahu..” 
“Bisakah kau berikan ponsel itu pada Bibi Jiyeon?” 
“Baik.”
“Ne~ Oppa? Ada apa?” Sergah Jiyeon. 
“Apa yang terjadi pada Eunjungie? Mengapa Eomonim datang kesana?” 
“Aku tidak tahu pasti, tapi sepertinya Eomoni sangat marah mendengar kabar tentang rumah tangga kalian.” 

Taecyeon terdiam. Ia merasa sangat bersalah. Harusnya semua ini tidak pernah terjadi. 

“Ah~ Oppa!!” Panggil Jiyeon, lagi. 
“Ne?” 
“Akhir – akhir ini kondisi Eonni sangat tidak baik. Dia sering sekali mual – mual dan tidak ingin makan. Aku sangat mencemaskan keadaannya saat ini.” 
“Begitukah? Aku harap kalian bisa menjaga dan menyuruhnya untuk tetap makan, eumhh?” 

Ekspresi Taecyeon begitu sedih. Ia tidak tahan lagi menerima panggilan tersebut dan memutuskan untuk mengakhiri telpon itu. 

_____________________ 



Eunjung berjalan dibawah pohon rindang dan menapaki setapak demi setapak jalan ditengah kota Seoul. Ia berjalan di cuaca yang begitu dingin hanya dengan pakaian tipis. Tidak peduli seberapa dingin cuaca saat itu, Eunjung tetap tidak merasa bahwa itu benar – benar dingin. 


Wajahnya terlihat begitu frustasi menghadapi kehidupan rumah tangganya yang sudah berantakkan tersebut. Eunjung terduduk ketika tiba dipinggir sungai Han. Memenjamkan mata dan merasakan hembusan angin yang menyapu wajahnya. Otaknya pun berkelibat tentang kebersamaannya dengan Taecyeon. 

“Tuan Ok, bisakah kau bangun sekarang!!” Bisik Eunjung dengan lembut ditelinga pria itu. “Umhhh.. Aku masih mengantuk. Bisakah kau biarkan aku tidur lebih lama lagi.” 
“Emhh.. Baiklah.” 

Eunjung pun berniat untuk meninggalkan tempat itu, namun ketika hendak beranjak, tiba – tiba saja Taecyeon menarik pinggangnya dan menjatuhkan ia tepat disampingnya. Akhirnya Eunjung pun terbaring disisi pria itu. Taecyeon mendekap Eunjung bagaikan batal guling. Begitu erat, seakan – akan menahan rasa rindu yang begitu dalam. 

“Yah!! Apa yang kau lakukan??” Ujar Eunjung sambil memukul bahu kekar Taecyeon. 

Dengan mata yang masih terpejam, Taecyeon tersenyum nakal dihadapan Eunjung. 

“Aku merindukanmu, Nyonya Ok.” Bisik Taecyeon 

Dengan mata terpejam Eunjung tersenyum mengingat betapa hangatnya rumah tangga mereka dulu. Ia sadar betapa egois dirinya karena mencemburui Jessica. 

“Ini untukmu!!” 

Tiba – tiba Eunjung mendengar suara pria disampingnya. Ia membuka matanya dan menoleh pelan kearah suara tersebut. Pria itu memberikan segelas kopi hangat kesukaannya. 

“Oppa? Bagaimana bisa kau kemari?” Tanya Eunjung, datar. 

Eunjung meraih segelas kopi hangat itu dan mengenggam erat gelas tersebut untuk menghangatkan telapak tangannya yang mulai membeku. 

“Tadi aku melihat seorang gadis berjalan ditengah cuaca yang dingin hanya dengan memakai pakaian tipis. Melihatnya seperti orang frustasi, aku jadi mengikutinya.” Gurau pria bermata sipit itu. 

Eunjung tersenyum pahit. Melihat pria itu membuatnya sedikit lebih baik. Park Geonil, itu adalah nama dari pria tersebut. Geonil memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Eunjung. Selain sebagai senior di universitasnya, dimasa lalu Geonil adalah sesosok pria yang pernah mengisi hari – hari gadis itu. 

Geonil membuka jasnya dan memakaikannya untuk Eunjung. 

“Tidak perlu, Oppa. Aku..” 
“Sudah pakai saja. Aku tidak akan membiarkan gadis secantikmu sakit.” 

Pria itu terkekeh pelan lalu memandang lurus pada bentangan air sungai Han yang begitu luas. Eunjung menatap wajah pria itu dari samping dengan penuh rasa syukur. 

_____________________ 


“Eunjung hilang!!” Seru Boram, mengejutkan seluruh orang didorm. 
“Jangan berisik, Mason dan Minah sedang tidur!!” Ujar Kyuri. 
“Tapi dimana anak itu?” Wajah imut Boram begitu ketakutan melihat Eunjung tidak ada dikamarnya. 
“Tunggu!!” Seru Hyomin 

Gadis itu menghampiri ranjangnya dan melihat disana ada secarik kertas disamping ponselnya. Lalu ia membaca dengan lantang agar seluruh member lainya mendengar. 

“Aku hanya pergi sebentar untuk memikirkan beberapa hal. Aku harap kalian tidak mencemaskanku. Jadwal pre-recording T-ARA nanti malam, aku pun mengingatnya. Aku akan kembali sebelum jadwal tersebut.”

 Hyomin kembali melipat kertas ditangannya dan saling memandang satu sama lain dengan semua member. 

“Huh, aku pikir anak itu benar – benar hilang!!” Ujar Soyeon, lega. 
“Aku juga.” Timpal Kyuri. 


 _____________________ 


“Oppa, apa aku salah? Apa sikapku ini berlebihan?” 

Eunjung yang sudah menceritakan permasalahannya pada Geonil, meminta pria itu berpendapat tentang sikapnya. 

“Ah~ Aku tidak ingin membela siapapun disini.. Tapi..” 

Eunjung tediam dan mengalihkan pandangannya pada segelas kopi ditangannya. 

“Aku mengenal sekali bagaimana karakter Taecyeon.. Dia sosok pria yang mudah bergaul dengan siapapun. Mungkin karena sifat itulah yang membuatnya dekat beberapa gadis.” “Ah~” Eunjung meneguk kopi miliknya. 
“Aku juga sangat mengenalmu, Eunjungie. Kau sangat mencintainya, bukan? Jadi berpikirlah demi putra – putimu.” 
“Aku tahu..” 

Geonil menatap Eunjung iba. Gadis yang dulu ia kenal sangat ceria, sekarang menjadi lebih pendiam. Terlihat sekali bahwa gadis itu benar – benar tertekan dan sedih. 

“Wajahmu pucat, apa kau sakit?” Tanya pria itu, mengalihkan topic pembicaraan mereka. 

Eunjung hanya tersenyum dan menggeleng pelan. 

_____________________ 

I’ll be back.. neon dasi nareul chajeul geoya.. 
Geuttae dasi naega ol geoy. 
Geu nugudo neoreul.. 
Naboda sarang hal suneopgie.. 

Sudah hampir enam jam Taecyeon berlatih tanpa beristirahat. Seakan tak memiliki rasa lelah, ia terus dan terus berlatih didepan kaca. Chansung, Junho, dan Junsu tidak tahu harus menghentikan pria itu dengan apa. Taecyeon menutup telinganya dengan headphone dan berlagak seakan tidak ada orang disekitarnya. 

“Hyung, jika kau tidak berhenti sekarang kau akan mati!!” Seru Chansung, geram. “Taecyeon-ah.. Hentikan!!!” Pekik Junsu didepan wajah pria itu. 

Taecyeon berhenti sesaat dan menatap Junsu datar, lalu kemudian pria itu menyingkirkan Junsu yang menutupi pantulan bayangannya dikaca dengan pelan. Setelah Junsu menyingkir, Taecyeon dengan gila berlatih tanpa henti. 

“Anak ini benar – benar sudah tidak waras!!” 

Frustasi karena tidak didengarkan Taecyeon, Junsu pun memilih pergi dari ruang latihan. 

“Hyung, kau ingin pergi kemana?” Tanya Junho. 
“Aku butuh udara segar!!” Junho menggaruk kepalanya yang tidak gatal. 

Daripada ikut frustasi memikirkan tingkah aneh Taecyeon. Junho lebih memilih menyantap cemilan yang ada diruang latihan tersebut bersama Chansung. 


PRAAKKKKKKKKKK!!!


Pintu ruangan terbuka sangat keras membuat kedua pria yang tengah serius makan tersedak. 

“Uhuk.. Uhuk!!” 
“Yah!! Wooyoung-ah!! Kau membuat kami hampir saja mati!!” Bentak Junho sambil menepuk – nepuk dadanya. 

 Wooyoung berusaha mengatur nafas karena lelah berlari. Ia masih terengah diambang pintu dengan wajah cemas. 

“Hyung!! Ini darurat!!” Seru Wooyoung terengah – engah pada Taecyeon. 
“Percuma kau bicara, dia tidak akan mendengarnya.” Ujar Chansung dengan santai sambil kembali makan. 

Wooyoung pun melepas headphone Taecyeon dengan cepat. Tidak peduli seberapa mencekamnya tatapan Taecyeon saat itu, Wooyoung harus memberitahu kabar buruk untuknya. 

“Eunjungie.. Darurat, Hyung!!” 

Taecyeon pun terkejut saat Wooyoung menyebut nama gadis itu. 

“Ada apa dengannya?” Tanya Taecyeon. 
“Dia.. Tadi..” Wooyoung menelan ludahnya. “Dia jatuh pingsan saat pre-recording music show. Hyomin menghubungiku agar memberitahukan padamu.” 
“Dimana dia sekarang?” 
“Rumah sakit Seoul.”

Secepat kilat Taecyeon mengambil jacketnya disofa dan berlari. Saat ingin keluar dari pintu, Nickhun menahan tangannya. 

“Dalam keadaan panik kau tidak boleh mengendarai sendirian, jadi aku akan mengantarmu ke rumah sakit.” 

Taecyeon mengangguk. 


 _____________________ 


Taecyeon memandangi setiap inci wajah Eunjung yang tertidur lelap. Ia menggenggam erat tangan gadis itu dan sesekali menciuminya. 

-Flasback-

“Dokter, apa yang terjadi pada istriku?” 

Dokter wanita itu tersenyum kepada Taecyeon.

“Dia hanya kelelahan.. Dan itu wajar di alami oleh seorang Ibu hamil. Terlebih jadwal Eunjung yang begitu padat.” 
“Apa? Is.. Istriku hamil?” 

Taecyeon terkejut saat mendengar kabar Eunjung hamil. 

“Usia kandungannya memasuki bulan kedua, tapi aku sedikit khawatir dengan kandungannya kali ini.” Papar Dokter itu lagi. 
“Me-Me-Mengapa?” 
“Kondisi fisiknya saat ini sangat lemah. Aku khawatir dia akan kehilangan bayinya. Tapi..” 

Dokter itu berhenti sesaat dan membuat Taecyeon begitu takut. “Asal kau membuatnya sedikit lebih rileks dan tersenyum. Kondisinya akan segera membaik. Karena kondisi fisiknya yang lemah disebabkan banyak hal yang ia pikirkan.” 


-Flasback End- 

“Maafkan aku Eunjungie, aku benar – benar sudah membuatmu menderita.” 

Taecyeon menangis. Jika dulu ia lebih memikirkan perasaan istrinya, mungkin semua permasalahan ini tidak akan terjadi. Pria itu merutuki semua kesalahannya. 

5 jam kemudian.. 

Rasa lelahnya setelah berlatih tadi membuat Taecyeon tidak bisa menahan kantuknya. Ia berusaha untuk tidak tidur sampai Eunjung tersadar. Tapi sekuat apapun ia berusaha menahannya. Akhirnya ia pun tertidur disisi Eunjung sambil melingkarkan tangannya diperut gadis itu. 

Tepat pukul lima pagi Eunjung terbangun. Ia mengadaptasikan matanya yang sudah tertidur hampir sepuluh jam. Kepalanya yang terasa sakit membuatnya meringis pelan dan menoleh pada Taecyeon yang masih tertidur. Ia merasakan berat pada bagian perutnya karena tangan Taecyeon melingkar disana. Perlahan Eunjung menyingkirkan tangan kekar itu. Untung saja Taecyeon tidak terbangun dan tetap tertidur. Eunjung turun dari ranjangnya sambil membawa botol infuse. Ia berjalan kearah beranda kamar rumah sakit VVIP tersebut untuk menghirup udara segar pagi buta. 

“Ternyata aku masih bisa melihat dunia ini.” Gumam Eunjung dalam hatinya sambil mengelus pelan bagian perutnya. 
“Bagaimanapun, aku harus membesarkan bayi ini.” 
“Eunjungie!!” Panggil seseorang. 

Gadis itu terpaku, ia tidak berani membalikkan tubuhnya. Jantungnya berdegup sangat kencang. Pijakan kakinya melemah saat mendengar langkah kaki pemilik suara itu mendekat. 

“Maafkan aku karena tidak bisa memahami perasaanmu. Lebih dari apapun, aku sangat – sangat mencitaimu..” Tutur Taecyeon. 

Dibalik itu Eunjung meneteskan air matanya. Tanpa dijelaskan pun Eunjung sangat mengetahui hal itu. Namun hanya saja Eunjung terlalu malu atas sikapnya. Ia berbalik sambil menunduk dan menghindari Taecyeon. 

“Katakan, apa kau masih mencintaiku?” 

Langkah Eunjung terhenti. Dalam keadaan saling membelakangi Taecyeon bertanya tentang perasaan gadis itu. 

“Apa kau sudah tidak mencintaiku?” Tanya Taecyeon, lagi. 

Eunjung tidak menjawab. Disana terdengar isak tangis dari mulut Eunjung. Taecyeon pun berbalik dan memeluk erat Eunjung dari belakang. 

“Hanya sebesar inikah perasaanmu untukku, eumhh?” Taecyeon pun menangis. 
“Lepaskan aku, Taecyeon-ah..” 

Eunjung melepaskan pelukan itu dan menjauh dari Taecyeon selangkah. 

“Aku.. Aku mencintaimu lebih dari apapun. Tapi.. aku rasa perasaan itu sudah tidak ada lagi untukmu.” 

TES!! 

Keduanya meneteskan air mata bersamaan. Taecyeon tahu itu hanya kebohongan yang diucapkan Eunjung. Pria itu menarik tangan Eunjung kasar lalu mengunci kedua tangan gadis itu dibelakang dengan sebelah tangan kekarnya. Amarah Taecyeon membuncah. Ia mencium paksa Eunjung. Tentu gadis itu berusaha menghindar. 

“Apa yang kau lakukan!!” Seru Eunjung, marah. 

Taecyeon terus mencium paksa gadis yang masih dalam keadaan lemah tersebut. Matahari yang mulai mengintip ke permukaaan pun menjadi saksi bisu perlakuan Taecyeon. Namun jujur dari lubuk hatinya, Eunjung sangat merindukan hal tersebut. Sebulan berpisah dengan orang yang ia cintai, membuat gadis itu menjadi tidak waras. Perlahan tapi pasti Eunjung mulai membalas tautan demi tautan bibir Taecyeon. Mendapat respon yang postif, Taecyeon melepaskan tangan Eunjung dan membiarkan tangan gadis itu merangkul lehernya. 

“Aku tidak pernah salah, Eunjungie.. Sekeras apapun kau menutupinya, aku tetap akan mengetahuinya.” Gumam Taecyeon yang terus menautkan bibirnya. 

Seakan mendengar isi hati Taecyeon, Eunjung pun bergumam. 

“Maafkan aku karena telah membohongi perasaanku. Seberapapun besarnya kesalahanmu, aku tidak akan pernah bisa berhenti mencintaimu, Taecyeon-ah..” 

Pintu kamar terbuka dan datanglah segerombolan orang yang ingin menjenguk Eunjung pagi itu. Hyomin yang menuntun Mason langsung menutup mata bocah itu. Begitupun Wooyoung yang tengah menggengdong Minah. Sedangkan member 2PM dan T-ARA hanya menganga melihat pemandangan pagi itu. Victoria yang ada didekat Nickhun langsung menutup mata suaminya. 

“Aku juga ingin, Jagiya!!” Bisik Nickhun sambil memajukan bibirnya. 
“Aishh, Pabo Nickhun!!” Seru Victoria sambil menyiku perut pria itu. 

Ekspresi lucu lainnya terlihat dari wajah Chansung dan Junho. Dengan mulut menganga, Junho tanpa sadar memeluk tubuh Chansung yang ada disampingnya. 

“Yah!! Ini sudah hampir lima menit, apa bibir kalian tidak akan sakit!!” Pekik Junsu. 

Taecyeon dan Eunjung pun menghentikan ciuman mereka setelah menyadari beberapa makhluk pengganggu sudah berada diambang pintu. 

“Aishhh, kalian itu selalu mengganggu acaraku!!” Gerutu Taecyeon, kesal. 

Wajah Eunjung terlihat merah, ia malu karena sebelumnya ia bersikap keterlaluan pada Taecyeon. 

“Omma, Appa!!” 

Mason dan Minah berlari menghampiri kedua orang tuanya yang terlihat bersama kembali setelah lebih dari satu bulan. 

“Appa aku merindukanmu.” Bisik Minah. 
“Aku juga.. Aku juga..” Timpal Mason. 
“Huaaaa.. kalian sungguh membuat kami iri!!” Ujar mereka serempak. 

Eunjung tersenyum kecil sambil memandang Taecyeon yang tengah tersenyum. Sebulan adalah waktu yang cukup panjang untuk gadis itu memikirkan banyak hal. 

“Menikah adalah pilihanku saat itu.. Dalam sebuah pernikahan tidak akan ada yang berjalan sesuai keinginan kita. Berusaha saling memahami adalah kunci bertahannya sebuah hubungan tersebut. Aku sudah memikirkan banyak hal selama sebulan ini.. cinta putih sekalipun, tidak akan pernah putih selamanya. Sama seperti pakaian saat kita menggunakannya terus menerus, pakaian itu pasti akan terkena noda. Begitupun dengan cinta yang putih, semakin kita menggunakan cinta itu, pasti akan ada banyak rintangan sehingga membuat cinta itu ternodai. Sekarang aku paham tentang kehidupan ini. Mulai saat ini sampai akhir hidupku nanti.. aku akan terus mencintai Appa dari semua anak – anakku.” Gumam Eunjung. 



-The End- 



NB : Sorry ternyata baru tau kalo 2pm engga punya leader. Tapi karena Junsu yang paling waras di 2pm jadi sengaja deh dia yang jadi leader ^^



Read and Comment, Please !! ^^ 

감사합니다 !!!!

5 Comment:

puts mengatakan...

aigooo, anaknya tiga ><

Unknown mengatakan...

Waahh..lgi nyari ff taecjung nemu ff nii..kereeennn..
Part2 nya sukses bikin (╥_╥) ..
Kereeeen thor..
Ditunggu ff taecjungnya lagii ^^

Unknown mengatakan...

Ada tapi belum sempet di posting. Ditunggu aja ya ^^ Gomawo komentarnya :)

Anonim mengatakan...

aaah syka bangeeeet taecjung couple :")

Unknown mengatakan...

sama kkkkkkk

Posting Komentar

Total Penayangan

My Instagram

Instagram